Perayaan Natal di 25 Desember bukan sekedar rekayasa teologis. Ada juga petunjuk historis bahwa 25 Desember adalah tanggal kelahiran Yesus. Informasi kunci itu adalah dalam Lukas 1:8 dan di Talmud yang berasal dari tahun 587 SZB.
Malaikat Tuhan menampakan diri kepada Zakaria sewaktu ia bekerja di Bait Allah. Malaikat memberitahu Zakaria bahwa Elisabet istrinya akan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan dinamai Yohanes (Luk. 1:8-13). Sebutlah bahwa beberapa hari setelah penampakan itu Elisabet mengandung.
Zakaria adalah imam dalam rombongan Abia. I Tawarikh 24 menyebutkan bahwa imam petugas di Bait Allah dibagi dalam 24 rombongan. Tiap rombongan secara bergilir dua kali satu tahun. tiap rombongan bertugas satu minggu. Rombongan pertama adalah kaum Yoyarib. Rombongan Abia di urutan ke-8. Talmud di tahun 587 Seb. Masehi menyebutkan bahwa rombongan Yoyarib bertugas tanggal 9 bulan Ab (sejajar dengan 18 Juli). Dengan begitu rombongan Abia 8 minggu sesudahnya. Itu jatuh pada bulan September, yakni 29 September-5 Oktober.
Memang rombongan Abia akan bertugas lagi di putaran kedua dalam satu tahun liturgi. Tetapi Zakaria tidak mungkin dua kali bertugas. Sesuai ketentuan agama Yahudi seorang imam dalam tiap rombongan hanya sekali seumur hidupnya untuk membakar ukupan di ruang kudus. Usai mendapatkan giliran sang imam pensiun, tinggal menunggu ajal. Kita catatan bahwa Zakaria dari rombongan Abia bertugas antara tanggal 29 September - 5 Oktober.
Mungkinkah Yesus Lahir 25 Desember?
Enam bulan kemudian, menurut Lukas 1:24-26 dan 36, Malaikat Tuhan kembali bertemu Maria membawa kabar tentang kelahiran Yesus. Kalau dihitung enam bulan dari 29 September maka pertemuan Maria dengan Malaikat Tuhan harusnya terjadi pada tanggal 14 Nisan, sejajar dengan 25 Maret. Masa mengandung normal seorang ibu adalah 9 bulan. Sembilan bulan dari 25 Maret adalah 25 Desember. Perhitungan ini dibuat oleh St. Yohanes Krisostomus (347-407) dan masih dipegang sampai hari ini. Dalam tradisi perayaan gereja Katolik tanggal 25 Maret diperingati sebagai hari pemberitaan malaikat kepada Maria tentang mengandung Yesus.

Jadi penetapan 25 Desember bukan sekedar adaptasi terhadap perayaan kafir. Allah memang sudah merancangkan agar tanggal kelahiran Yesus bersamaan dengan perayaan kafi untuk menunjukkan bahwa Allah adalah pengendali sejarah.
Allah juga ikut bekerja dalam budaya manusia, melakukan persiapan-persiapan yang pemenuhannya terwujud dalam peristiwa Kristus. Bahwa tanggal itu jatuh bersamaan dengan pesta kelahiran dewa matahari oleh masyarakat kafir merupakan satu bukti kebesaran karya Allah. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Rom.8:28).
MENGHITUNG TANGGAL KELAHIRAN YESUS