Kasih Setia Tuhan di Tengah Badai

Refleksi atas Yesaya 57:17 dan Tantangan GMIM Hari Ini

Pengantar

Saat ini, Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) sedang diliputi ujian berat: Kasus Hukum yang melibatkan Ketua Sinode. Banyak jemaat merasa kecewa, marah, bahkan kehilangan kepercayaan. Namun, dalam kegelapan ini, Firman Tuhan dalam Yesaya 57:17 menjadi pelita yang menuntun kita untuk memahami maksud Tuhan dan menemukan damai sejahtera.

Menggali Makna Yesaya 57:17

"Aku telah menghajar dia karena keserakahan yang didapatnya, dan Aku akan menghajarnya lagi, sebab ia menentang Aku. Tetapi Aku akan menyembuhkan dan memulihkannya, sebab Aku ini Tuhan."

Ayat ini mengungkap dua kebenaran:

  1. Disiplin Ilahi : Allah menghajar umat-Nya yang berbelok dari kebenaran, termasuk ketika ketamakan dan ketidakadilan merusak integritas.
  2. Pemulihan Pasti : Di balik disiplin itu, Allah berjanji menyembuhkan dan memulihkan. Kasih setia-Nya tak pernah surut.

Relevansi bagi GMIM Hari Ini

Kasus Hukum ini bukan sekadar masalah hukum biasa, tetapi panggilan untuk mawas diri dan pertobatan bersama :

  • Refleksi atas Potensi Kegagalan Kepemimpinan : Ketika pemimpin kita berpotensi jatuh, itu bisa menjadi cermin bagi seluruh jemaat untuk kembali mengevaluasi komitmen pada integritas, transparansi, dan takut akan Tuhan.
  • Disiplin sebagai Kesempatan untuk Pemurnian : Allah mengizinkan situasi ini untuk memurnikan GMIM dari budaya korupsi, nepotisme, atau kompromi iman.
  • Harapan Pemulihan : Seperti Israel yang dibawa pulang dari pembuangan, GMIM akan dibangkitkan kembali menjadi saksi kebenaran dan keadilan (Yesaya 57:18-19).

Bagaimana Jemaat Menemukan Ketenangan?

  1. Serahkan Duka pada Tuhan
    Datanglah dengan hati yang remuk dalam doa (Mazmur 51:19). Tuhan mendengar ratap jemaat-Nya dan memberikan "damai sejahtera yang melampaui segala akal" (Filipi 4:6-7).
  2. Fokus pada Kedaulatan Allah
    Ingat: Allah lebih besar dari segala skandal atau kegagalan manusia. Ia berkuasa mengubah malu menjadi kemuliaan (Yesaya 61:7).
  3. Bangun Solidaritas dan Kesaksian
    Jangan larut dalam saling menyalahkan. Sebaliknya, bersatulah dalam kelompok kecil, saling menguatkan, dan tunjukkan kasih Kristus di tengah masyarakat yang skeptis.
  4. Dukung Proses Hukum dengan Iman
    Percayalah bahwa keadilan Tuhan pasti ditegakkan. Dukung upaya transparansi gereja, tetapi serahkan hasilnya pada kebijaksanaan-Nya.
  5. Pulihkan Pengharapan pada Panggilan GMIM
    GMIM lahir untuk menjadi "terang dunia" (Matius 5:14). Krisis ini justru harus memacu gereja untuk kembali pada visi melayani, bukan dilayani.

Penutup: Panggilan untuk Bangkit

Saudara-saudari GMIM, inilah saatnya kita berjalan dari "hajaran" menuju "penyembuhan". Yesaya 57:19 berkata: "Damai, damai bagi yang jauh dan yang dekat, firman Tuhan, dan Aku akan menyembuhkan dia."

Mari kita berseru dalam doa:

"Tuhan, dalam kelemahan kami, kuatkanlah kami. Dalam kebingungan, berikanlah hikmat. Jadikanlah GMIM alat damai-Mu, yang memulihkan kepercayaan dan menjadi berkat bagi Minahasa, Sulawesi Utara bahkan Indonesia. Amin."

#TetapSetia #GMIMBangkit

Renungan ini mengajak kita untuk tidak hanya melihat masalah, tetapi menemukan Allah yang bekerja di dalamnya. Kiranya iman kita semakin teguh, dan damai sejahtera Kristus menyertai seluruh jemaat GMIM.



Masuk untuk meninggalkan komentar